Di tengah
padatnya jalan kota Bogor, terdengar suara pancuran air dari tengah-tengah
keramaian kota. Tempat tersebut dijuluki Air Mancur sesuai dengan keberadaan
air mancurnya. Anak-anak kecil terlihat asik bermain dengan air dikala pandangan
ayah dan ibu tidak lepas dari mereka. Saat saya berjumpa, Pak Didit dan
istrinya sedang asik bercengkrama sambil mengarahkan mata mereka kepada dua gadis dan satu lelaki cilik yang tengah asik bermain dengan pancuran air. Pak Didit merupakan
seorang karyawan bank di Jakarta.
Baginya, family time sangatlah jarang
dirasakannya mengingat kesibukannya di kota Jakarta yang membuatnya sulit
bertemu dengan keluarga. Maka dari itu, saat waktu luang seperti ini dihabiskan
untuk menemani anak-anaknya bermain bersama dengan istri. “Saya jarang di rumah
aja gitu, makanya kalo ada waktu sama anak-anak ya jalan, kalo sama istri ya
belanja bulanan. Anak-anak suka main air, sering lewat sini liat orang-orang
main air, jadi mereka pengen juga main air. Saya mah gamain air, cuma nongkrong
aja.” ujar Pak Didit saat ditanya apa yang dilakukannya saat waktu luang.
Sebagai
masyarakat kota Bogor, Pak Didit sangat merasakan kemacetan yang ada di tempat
tinggalnya tersebut. “Awal bulan, minggu pertama minggu kedua udah macet Bogor,
uda pusing dah. Makanya saya kalo jalan-jalan akhir-akhir bulan tanggal 20 waktu
sepi. Macet bikin males.” ungkapnya. Namun, menurut Pak Didit, kelebihan dari
kota Bogor adalah lokasi yang berdekatan satu sama lain. “Kemana-mana deket
Bogor. Bogor kan cuma sekitaran Kebun Raya doang, ya ngga terlalu jauh lah kalo
mau kemana-mana. Paling ke daerah Pajajaran, Sukasari, masi terjangkau. Tapi ya
macet itu jadi males bawa mobil, makanya bawa motor.”
Morbi leo risus, porta ac consectetur ac, vestibulum at eros. Fusce dapibus, tellus ac cursus commodo, tortor mauris condimentum nibh, ut fermentum massa justo sit amet risus.