Saat saya
berjalan menyusuri Kebun Raya Bogor, seorang bapak yang sedang duduk di bangku
sambil membaca buku telah mengalihkan perhatian saya. Sewaktu saya mendekat, tidak
hanya membaca buku saja, nampaknya ia sedang bersantai di bawah rindangnya
pepohonan sambil mendengarkan lagu lawas. Ia adalah Bapak Edison, seorang guru
geografi di suatu sekolah menengah kejuruan di daerah Pondok Labu.
Pak Edison cukup
sering mengunjungi kota Bogor karena ia berasal dari Bogor, daerah kampung
Bojong Gede. Alasan ia mengunjungi Kebun Raya Bogor karena suasana alamnya yang
sesuai dengan passion dari Pak Edison
sendiri. Ia merupakan seorang pecinta alam semenjak tahun 1990. Ia sudah
mendaki gunung 41 kali di seluruh Indonesia, mulai dari Gunung Semeru, Gunung
Salak, Gunung Rinjani, dsb. Pak Edison senang menghabiskan waktu luangnya
dengan alam untuk melarikan diri dari rutinitasnya. “ Saya selalu ditemani
buku, musik, dan nasi padang, walaupun tanpa wanita.” ujarnya sambil tertawa.
Selain
mengunjungi Kebun Raya, Pak Edison juga senang berkunjung ke Curug Nangka, di
bawah kaki Gunung Salak. Pemandangan air terjun yang indah membuatnya ingin
terus berkunjung ke sana, apalagi ia merupakan seorang pecinta alam.
Menurutnya kota
Bogor merupakan kota yang sejuk, terutama saat musim penghujan. Namun, di sisi
lain, kota Bogor juga sangatlah padat dengan kendaraan bermotor. Tetapi saat
sudah berada di Kebun Raya, pemandangan alam yang ada telah membuatnya lupa
dengan kemacetan kota Bogor. “Kalau sudah disini, udah lupa sama angkotnya.”
tuturnya sambil melihat pemandangan dihadapannya.
Morbi leo risus, porta ac consectetur ac, vestibulum at eros. Fusce dapibus, tellus ac cursus commodo, tortor mauris condimentum nibh, ut fermentum massa justo sit amet risus.