About me
Ellen Andra Saputri. 20 years young. Busy, vibrant, goal-oriented woman. Prasetiya Mulya School of Business and Economics.
Social
http://instagram.com/ellenandra
http://ask.fm/ellenandra_
Saat saya
berkunjung ke Rumah Sum Sum, saya menemui seorang ibu muda dan temannya sedang
berbincang-bincang sambil berfoto-foto dengan sop sum sum yang ada di depannya.
Ia adalah Ibu Erin (ibu rumah tangga, 40 tahun) yang berasal dari Depok. Ibu
Erin baru mengunjungi Rumah Sum Sum untuk yang pertama kalinya. Hal yang
membuat Ibu Erin tertarik untuk mencoba rumah makan ini yaitu karena adanya
liputan wisata kuliner di televisi
mengenai Rumah Sum Sum. “Menunya menarik, ngebayangin sum sum nya itu
lho… Kalo tempatnya si standar.” Ujar Ibu Erin saat ditanya mengenai harapannya
saat berkunjung ke Rumah Sum Sum. “ Tempatnya enak, makanannya enak, jadi uda
klop. Puas, yang saya rasakan sesuai, yang sudah dibayangkan dari kemarin
ternyata ya enak. Saran buat parkiran agak diperluas supaya orang masuk tuh
enak. “ ungkap Ibu Erin saat ditanya pengalamannya berkunjung ke Rumah Sum Sum.
Ia puas dengan apa yang disajikan oleh rumah makan ini, akan tetapi ia memiliki
saran agar Rumah Sum Sum memperluas tempat parkir yang ada untuk mempermudah
konsumen dalam memarkirkan mobilnya.
De’ Leuit
memiliki area bermain anak (playground). Hal
ini menjadi salah satu daya tarik De’ Leuit sebagai salah satu restoran
keluarga yang cukup terkemuka di kota Bogor. Terbukti, dari penyataan salah
satu konsumen De’ Leuit yang saya wawancari, mengatakan bahwa alasan ia dan
keluarga mengunjungi De’ Leuit karena adanya playground. Ia adalah Pak Ida (karyawan, 30 tahun) yang berasal
dari Karawaci, Tangerang. Saat saya menemuinya, ia sedang bersama istrinya
memperhatikan anak-anaknya yang sedang bermain di taman bermain. “Makanan enak,
tempatnya nyaman, ada playgroundnya.” Begitu pendapat Pak Ida saat ditanya
mengenai pengalamannya berkunjung ke De’ Leuit. Harapan Pak Ida sesuai dengan
realita yang ada, maka dari itu, ia tetap berkunjung ke De’ Leuit. Menurutnya,
dengan adanya playground sangat
menarik dirinya untuk berkunjung berhubung ia sudah berkeluarga dan memiliki
anak kecil.![]() |
| Ibu Irenne Elizabeth Florentina, pemilik De' Leuit |
![]() |
| Helen, karyawan, 26 tahun |
![]() |
| Pak Ida dan keluarga, karyawan, 30 tahun |
![]() |
| Ibu Muliati Rahayu, kepala Museum Etnobotani |
![]() |
| Koleksi Herbarium Museum Etnobotani |
![]() |
| Koleksi Etnobotani |
Ketika saya
berjalan menghampirinya, Pak Muno tengah duduk bersantai sambil memandangi
seorang wanita berbaju merah jambu yang sedang bermain dengan bocah cilik di
Air Mancur. Pak Muno merupakan seorang suami sekaligus ayah dari seorang bocah
kecil yang masih berumur 3 tahun. Pria yang tinggal di Pradenan, Bogor ini bekerja sebagai supir untuk memenuhi kebutuhan
dirinya dan keluarga.
Di tengah
padatnya jalan kota Bogor, terdengar suara pancuran air dari tengah-tengah
keramaian kota. Tempat tersebut dijuluki Air Mancur sesuai dengan keberadaan
air mancurnya. Anak-anak kecil terlihat asik bermain dengan air dikala pandangan
ayah dan ibu tidak lepas dari mereka. Saat saya berjumpa, Pak Didit dan
istrinya sedang asik bercengkrama sambil mengarahkan mata mereka kepada dua gadis dan satu lelaki cilik yang tengah asik bermain dengan pancuran air. Pak Didit merupakan
seorang karyawan bank di Jakarta. ![]() |
| (Pak Dwi di sebelah kanan) |
Berkunjung ke
Lapangan Sempur menjadi salah satu tujuan saya untuk melakukan observasi
mengenai leisure time seseorang,
karena disini lah tempat orang-orang menghabiskan waktu luang mereka dengan
berolahraga. Saat saya melihat Tomy, ia sedang dengan semangatnya melempar bola
ke dalam ring. Tomy merupakan
mahasiswa dari Universitas Negeri Jakarta. Saat itu, ia tengah asik bermain
basket bersama teman-temannya dalam waktu yang cukup lama.